
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Manokwari, Jubi – Bupati Manokwari Demas Paulus Mandacan, secara resmi mengimbau kepada seluruh mahasiswa dan mahasiswi asal kabupaten setempat yang menempuh studi di luar pulau Papua untuk tidak terprovokasi dan ikut-ikutan pulang ke Tanah Papua sebelum menyelesaikan studinya.
Deman Mandacan membenarkan, imbauan tersebut secara resmi ditandatangani olenya pada 13 September 2019, setelah Pemerintah kabupaten Manokwari mencermati perkembangan situasi yang terjadi sehubungan dengan permasalahan rasisme kepada mahasiswa Papua di Surabaya, Malang dan Semarang belum lama ini.
“Persoalan rasisme itu pun memicu terjadinya gelombang demontrasi diikuti tindakan anarkis di Papua dan Papua Barat,” ujarnya.
Dia mengatakan, Pemerintah Papua dan Papua Barat telah bertindak untuk penyelesaian peristiwa itu, sehingga langkah yang dilakukan Pemkab Manokwari yakni menyampaikan imbauan ini kepada mahasiswa dan mahasiswi Papua asal Manokwari, di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, Sulawesi, NTT dan Maluku.
Adapun isi imbauan tersebut yakni, mahasiswa dan mahasiswi asal kabupaten Manokwari untuk tidak terprovokasi terhadap isu eksodus mahasiswa dari Jawa, Bali, Makassar dan Manado, dengan tetap melanjutkan perkuliahan di tempat semula sebagaimana biasanya sampai dengan selesai.
Kedua, tidak ada sistem pendidikan yang menjamin bahwa semua mahasiswa dan mahasiswi yang pulang ke tanah Papua dapat ditampung dan langsung melanjutkan perkuliahan di perguruan tinggi di Papua dan Papua Barat, ini bisa berakibat mengganggu perkuliahan selanjutnya.
Ketiga, Pemerintah kabupaten Manokwari tidak menyediakan anggaran bagi mahasiswa dan mahasiswi yang pulang ke Papua Barat maupun kembali ke tempat semula sehubungan dengan permasalahan dimaksud.
Keempat, Pemerintah menjamin keamanan dan kenyamanan saudara di tempat masing-masing, dan apabila ada hal-hal yang mengintimidasi saudara dalam proses perkuliahan selanjutnya, maupun aktivitas lainnya sebagaimana biasanya, agar supaya segera melapor kepada Pemkab Manokwari serta pihak berwajib setempat.
Sementara itu, Maksi Nelson Ahoren Ketua Majelis Rakyat Papua Provinsi Papua Barat (MRPB) di Manokwari mengatakan, untuk pembahasan eksodus mahasiswa Papua, MRPB telah mendapat undangan resmi dari Gubernur Papua untuk menghadiri pertemuan di Jayapura, Papua.
Pertemuan tersebut, dijadwalkan berlangsung hari Senin, 16 September 2019, pukul 16.30 WP, di Jayapura.
“Pertemuan di Jayapura nanti, kita akan bahas tentang mahasiswa Papua dan Papua Barat yang ada di luar tanah Papua. MRPB diundang oleh Gubernur Papua, maka kami akan hadir,” ujarnya kepada Jubi di Manokwari Jumat kemarin.
Selain membahas mahasiswa, pertemuan itu juga akan membahas sejumlah hal penting untuk kesepakatan bersama antara Pemerintah Papua, MRPB dan MRP demi keamanan dan masa depan tanah Papua. (*)
Editor: Edho Sinaga