
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DPPPA dan KB) Provinsi Papua mengaku prihatin atas jatuhnya korban pasca insiden bentrok yang terjadi di berbagai daerah di Papua. Apalagi diantara korban terdapat para pelajar.
Kadis DPPPA dan KB, Anike Rawar menyayangkan banyaknya korban jatuh dalam aksi unjuk rasa di Papua khususnya di Jayapura dan Wamena.
Dari data yang dihimpun Jubi, di Kota Jayapura sejak 30 Agustus hingga 25 September 2019 tercatat ada lebih dari lima pelajar dan mahasiswa menjadi korban. Sedangkan di Kota Wamena terdapat sekitar 17 pelajar jadi korban.
“Saya sangat prihatin, di mana perempuan dan anak mendapat tindak kekerasan dan hal tersebut membuat saya sebagai salah satu Ibu yang mengandung anak dari 0 hingga 9 bulan, lalu menjaga, merawat, membesarkan dan berjuang, bekerja dari pagi hingga malam hari untuk membiayayai anak anak bersekolah dan mendapat pendidikan terbaik, saya sangat merasakan luka yang mendalam,” katanya kepada wartawan, Kamis (26/9/2019) di Jayapura.
Dikatakan Anike Rawar, generasi Papua harusnya mampu menjadk penerus bangsa. Namun berbagai insiden yang terjadj belakangan ini membuat penerus perjuangan Papua justru semakin sedikit.
“Anak-anak penerus bangsa yang seharusnya bisa bersekolah dengan baik,cerdas namun dengan tragedi di Papua akhir-akhir ini membuat penerus bangsa khususnya penerus Papua hilang begitu saja,” ujarnya.
Terkait dengan kasus di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Papua berencana akan menemui guru yang diduga mengeluarkan ujaran rasis terhadap salah satu anak didiknya di SMA PGRI Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Hal ini dilakukan guna mencari kebenaran, apakah sang guru memang melakukan ujaran rasis atau tidak.
“Kami berharap tidak ada lagi aksi pembakaran dan lain sebagainya atas nama kemanusian kami minta aksi-aksi seperti ini dihentikan,” kata Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM Provinsi Papua, Frits Ramandey kepada wartawan. (*)
Editor: Edho Sinaga