
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Honiara, Jubi – Polisi di Kepulauan Solomon mengungkapkan bahwa partisipasi mereka dalam misi penjaga perdamaian PBB, adalah cara untuk membalas bantuan yang diterimanya kepada negara-negara lain yang memerlukannya sekarang.
Komisaris Polisi Kepulauan Solomon, Matthew Varley, menekankan kalau Kepulauan Solomon telah menerima banyak manfaat dari misi intervensi regional Australia, yang dikenal sebagai RAMSI, mengakhiri krisis etnis berdarah pada tahun 2003 dan membantu menjaga stabilitas negara itu hingga ia selesai pada 2017.
Satu rombongan petugas dari Kepolisian Kepulauan Solomon (RSIPF), mulai berpartisipasi dalam pasukan penjaga perdamaian PBB di Darfur di Sudan Barat sejak 2016.
Varley menambahkan, persiapan kandidat anggota untuk rotasi berikutnya sedang berlangsung. “Kami berkomitmen untuk terus mengirim petugas RSIPF dalam misi perdamaian PBB,” katanya.
“Ini hanya kontribusi yang kecil, kontribusi sederhana, tetapi kami pikir ini kontribusi yang sangat berarti dan strategis, dalam hal kontribusi kami ke dunia.”
Sekitar 40 anggota RSIPF saat ini sedang menjalani pelatihan dan seleksi di Honiara, agar memenuhi syarat untuk penempatan berikutnya.
Wakil Komisaris RSIPF, Juanita Matanga menerangkan, personel yang menjalani pelatihan harus melewati berbagai tingkatan untuk dapat memenuhi syarat.
“Contohnya, tes mengemudi, mendengar dan menulis dalam Bahasa Inggris, pelatihan fisik, pemeriksaan medis, dan mungkin pelatihan menembak,” katanya.
“Saat ini ada tiga petugas RSIPF yang dikerahkan di bawah Misi Penjaga Perdamaian PBB di Darfur, Sudan, di Afrika. Mereka akan kembali akhir tahun ini,” tuturnya. (RNZI)
Editor : Kristianto Galuwo