
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Direktur SKP Keuskupan Agung Merauke (KAME), Pastor Anselmus Amo, MSC mendesak kepada pemerintah setempat melakukan dialog bersama mahasiswa-mahasiswi dari sejumlah kota studi yang mungkin saat ini sudah kembali ke Merauke.
“Saya kira Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke harus segera bertindak. Artinya, mereka mengundang mahasiswa Merauke dari sejumlah kota studi di luar Papua sekaligus melakukan dialog secara langsung,” pinta Pastor Amo saat dihubungi Jubi, Senin (9/9/2019).
Sekaligus, lanjut Pastor Amo, menanyakan apa yang diinginkan para mahasiswa.
“Ya, artinya kalau adik-adik mahasiswa Merauke ingin kuliah di Papua, agar dapat diatur atau difasilitasi pemerintah setempat,” pintanya lagi.
Dialog dimaksud, katanya, tidak hanya dengan pemerintah setempat tetapi juga beberapa tokoh berkompoten diundang dan bisa ikut memberikan masukan kepada mahasiswa yang mungkin tak berada di tempat studi lagi, tetapi sedang di Merauke.
“Saya kira para mahasiswa harus difasilitasi untuk dilakukan pertemuan sehingga mereka dapat menyampaikan berbagai hal yang sedang dirasakan sekarang. Karena selama di kota studi, pasti mengalami tekanan,” ungkapnya.
Dengan dialog, menurut pastor, tentunya ada titik temu yang bisa dihasilkan dan disepakati bersama.
Ditambahkan, dengan pertemuan digelar, emosionalitas para mahasiswa tak berkepanjangan. Karena telah ada masukan dan berbagai pertimbangan yang diberikan pemerintah maupun sejumlah tokoh penting lain.
Mantan Bupati Merauke, Romanus Mbaraka, beberapa waktu lalu menegaskan siapapun juga pasti tidak menerima, ketika hinaan rasisme dilontarkan.
“Saya berharap dengan kejadian di Surabaya dan Malang serta sejumlah daerah lain yang menjadi kota studi mahasiswa Papua, agar hinaan seperti demikian, tak diungkapkan lagi,” katanya. (*)
Editor: Dewi Wulandari